Jumat, 26 November 2010

HALTE DAN TOKO BUNGA ???








Hidup di belantaran pinggir sungai tak mengurangi semangat bertahan hidup bagi orang–orang yang masih berdiri kokoh di sepanjang halte bus atau angkot (angkutan kota) sepanjang Jembatan Merah, Surabaya. Waktu itu sebelum pergi ke Penjara Kalisosok , saya ditemani Soni untuk berkunjung ke tempat tersebut. Saya melihat keriangan keluarga yang tak ternialai harganya.

Karena di sepanjang halte tersebut terdapat beberapa orang yang bertempat tinggal di situ, salah satunya Pak Buang. Bapak dari 9 orang anak ini berprofesi sebagai tukang becak pada awalnya, sekarang ia sudah tidak bisa mengayuh becak lagi karena kondisi fisik yang termakan umur membuatnya diam diri di pinggir jalan depan Jembatan Merah Plaza tersebut sambil membuka lapak tambal ban di sana.

Tinggal dan menetap di sepanjang halte tersebut merupakan sebuah kenikmatan tersendiri bagi Pak Buang sekeluarga, kebersamaan hidup secara berdampingan adalah modal awal keluarga ini yang bertahan sejak tahun 1970 hingga sekarang. Ketika saya berkunjung ketempat itu, nampak istri Pak Buang sedang asyik menguliti bawang merah untuk dijualnya di Pasar Pabean ketika malam hari nanti.

Di samping itu pula, cucu–cucu Pak Buang sedang asyik bermain dan bersenda-gurau satu sama lain di sepanjang trotoar halte tersebut, walaupun sore itu cuaca sangat panas sekali. Saya tetap ngobrol banyak bersama Pak Buang dan Soni pun asyik dengan kameranya untuk memotret wajah–wajah ceria yang timbul dari cucu–cucu Pak Buang.

Biasanya halte ini sepi akan jam–jam tertentu dan akan kembali ramai pada jam–jam tertentu pula, ketika banyak orang menunggu dan turun dari bus atau angkot yang ditumpanginya. Namun, sekarang sudah berubah. Halte tersebut sekarang sudah berubah menjadi tempat pedagang- pedagang untuk berjualan bunga dan keperluan tanam–menanam lainnya. Nampak banyak sekali pedagang yang memajang barang dagangannya untuk ditawarkan ke calon pembeli yang turun dari bus dan angkot atau sekedar jalan melewati halte tersebut. Tetapi ada juga yang berjualan helm dan membuka warung santai di situ.

Kalau hari sudah menjelang sore, anak laki-laki Pak Buang bersama teman–temannya asyik bermain air di sungai sambil mencari ikan -ikan untuk dimasak bersama keluarga.

“Lumayan Mas, buat lauk makan keluarga,” kata Pak Buang sambil tertawa.

Awalnya Pak Buang sempat takut ketika saya berkunjung menemuinya, karena dulu sering sekali ia didatangi oleh orang–orang yang tidak dikenal dan mencari informasi mengenai beliau. Lalu beberapa hari kemudian sejumlah aparat dari pemerintah kota mengobrak dan mengusir kediamannya secara tiba–tiba dan tanpa pemberitahuan awal. Tapi ia tetap sabar menjalaninnya dan kembali lagi ke tempat tersebut.

Ketika malam hari mereka nampak serasi dalam menata ruang tidur, karena tempat tidur yang mereka singgahi adalah tempat parkir biro jasa tentang kepemilikan tanah yang ada di sebelah kirinya menuju ke arah Tugu Pahlawan Surabaya. Meskipun beberapa anak Pak Buang sudah berkeluarga dan mempunyai tempat tinggal sendiri, terkadang sebagian cucu–cucu Pak Buang sering kali tidak mau pulang dan senang tidur bersama di situ .

Di bagian belakang tempat tinggal Pak Buang , terlihat dapur yang biasa dipakai untuk masak-memasak dan sejenisnya, karena tempatnya yang menjorok ke sungai. Maka sangat terlihat sekali sampah atau limbah cucian yang berserakan di situ , di seberang dapur terlihat truk-truk besar sedang bongkar-muat barang dan ke luar masuk gudang.

Tepat di sebelah kiri tempat Pak Buang tinggal ada tempat parkir yang sering ramai ketika orang–orang datang berangkat kerja dan menitipkannya di situ, karena kebanyakan orang-orang yang parkir di sana adalah orang–orang yang bekerja di luar Kota Surabaya seperti Gresik, Lamongan, Babat, dan sebagainya. Mereka menitipkan motornya di situ untuk kemudian naik angkot maupun bus sesuai dengan tujuan yang diinginkan, mungkin untuk menghemat tenaga.

Hingga kini Pak Buang masih menghabiskan waktunya bersama keluarga untuk tinggal di bawah halte tersebut, entah sampai kapan mereka bertahan dan mempunyai keinginan untuk pindah ketempat lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.